Setengah Tubuhnya Dipaksa Berjuang Cari Nafkah Demi Obati Ayah Sakit


Dengan setengah tubuh, tanpa kedua tangan dan kaki yang utuh Dede (34) tidak punya alat gerak yang sama sekali. Bahkan jika jatuh ia akan kesulitan untuk bangkit lagi, meski begitu ia tetap rela banting tulang ditengah segala keterbatasannya.  

Sebelumnya Dede sudah mencoba berbagai profesi, namun karena keterbatasannya banyak perusahaan yang menolaknya. Kini Dede hanya menggantungkan hidupnya dari penjualan buku, kitab serta tasbih.

"Inginnya sih sambil jualan farfum juga, tapi modalnya gak ada. Sebagian barang juga ini punya orang lain yang titip jualin ke saya"- Ungkap pak Dede seraya tersenyum. 

Meski Dede terlahir dengan kelainan genetik langka hingga tidak memiliki kaki dan tangan, namun ia tak pernah mengeluh maupun berpangku tangan dengan keadaannya. 

Setiap hari pak Dede harus berjualan setelah mengurus sang ayah, kek Amud (80) yang terbaring sakit dengan kondisi seluruh tubuh m*l*puh apalagi kaki dan tangan yang bengkak hingga sulit digerakkan.

"Gak tau sakit apa, kalau udah kambuh kondisi bapak bisa kaku dan seluruh tubuhnya m*l*puh dan memerah. Saya juga gak tau karena gak pernah di bawa ke rumah sakit, gak ada biaya juga bapak ak pernah mau jika di bawa berobat” – lebih lanjutnya.

”Nanti juga sembuh sendiri katanya, padahal saya tahu bapak takut dengan biayanya nanti santai saya, sebetulnya saya ingin sekali membawa bapak berobat, semakin hari kondisi sakit bapak semakin p4r4h"- ucap Dede sambil menahan isaknya. 

Sebetulnya Dede memiliki seorang istri dan seorang anak sambung, namun kondisi Ekonomi yang serba terbatas membuat istrinya tak lagi tinggal bersama.

“Sebenarnya saya ingin menjemput istri dan anak saya, namun kondisi seperti ini apa yang mau saya tawarkan pada mereka selain rasa lapar dan kekurangan saya”- ucapnya lagi.  

Kini Dede pun harus mengurus ayahnya seorang diri di gubuk panggung yang sempit dan sudah sangat skeptis. Selain karena lapuk dan keropos, letaknya juga terpencil dan rentan dari bahaya. 

Dengan kondisinya itu Dede tetap berusaha mencari rezeki dengan menggelar dagangannya di tempat-tempat keramaian. Tubuhnya yang hanya setengah, sangat terlihat kontras dibandingkan manusia lalu. 

Panas terik serta lelah tak pernah menjadi alasan Dede berpangku tangan. Beruntung ada tetangga baik yang berkenan mengantarkannya dengan sepeda motornya menuju Alun-alun atau masjid agung terdekat untuk berjualan setiap hari.

“Kasihan beliau ( pak Dede) meski kondisinya seperti itu dia itu tulang punggung keluarga dan gak pernah ngeluh, saya gak bisa ngasih, tapi kalau anter jemput mah insyaallah bisa karena memang searah dengan tempat saya kerja”- Ungkap pak Aman tetangga pak Dede. 

Berbagai c4c1an dan komentar dari orang-orang yang melihatnya sudah tidak perlu lagi. Berbagai penolakan ia balas dengan senyuman, ia hanya ingin mensyukuri karunia sang Maha Pencipta dengan tetap berikhtiar semampunya sambil terus berdo'a.

Harapan terbesarnya yaitu bisa membawa sang Ayah berobat dan kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. 

Insan Baik, Entah sampai kapan Dede harus mengadu nasib di jalanan tanpa bantuan dari kita. Mari kita bersamai perjuangan Dede dengan menghadiahkan sebuah warung sederhana serta tempat tinggal yang layak juga kesempatan untuk memberikan pengobatan terbaik untuk sang Ayah.

Sehingga Dede tak harus menyeret tubuhnya di jalan atau tertidur kelelahan di trotoar menunggu pembeli, serta bisa membawa keluarganya untuk kembali berkumpul bersamanya.


(***)