Wakil Wali Kota Bima Terima Audiensi Kepala BKKBN NTB, Fokus Percepatan Penanganan Stunting
Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, SH, menerima kunjungan silaturahmi sekaligus audiensi dari Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Makripuddin, M.Si., beserta jajaran, di ruang kerja Wakil Wali Kota Bima, Senin (16/09/25).
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Kesra Kemasyarakatan dan SDM, serta Kepala Dinas PPKB Kota Bima.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN NTB melaporkan bahwa realisasi penanganan stunting di Kota Bima baru mencapai sekitar 30 persen. Ia menekankan perlunya percepatan agar target penurunan stunting bisa tercapai, salah satunya melalui implementasi Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting).
“Kami berharap apa yang sudah dianggarkan dapat segera direalisasikan agar target penurunan stunting tercapai,” ungkapnya.
Menyanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Bima menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, khususnya antara BKKBN dan pihak terkait dalam pendistribusian makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita (3B).
“Kita harus memastikan dapur-dapur pelayanan gizi benar-benar melayani 3B. Target minimal mencakup 10% atau sekitar 300 ibu menyusui dan balita, dan tidak boleh ada menunda,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran jajaran BKKBN NTB serta tekanan bahwa penanganan stunting merupakan prioritas dan tanggung jawab moral Pemerintah Kota Bima.
“Setiap kelurahan telah memiliki Rumah Aspirasi sebagai wadah diskusi dan mencari solusi menekan angka stunting. Keberpihakan anggaran harus kita dorong bersama, termasuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi agar APBD Kota Bima mendapat porsi yang memadai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Bima menekankan pentingnya menjaga dan memantau keberlanjutan. Ia menegaskan akan dilakukan evaluasi langsung di lapangan melalui masyarakat binaan gizi (MBG). “Percuma kegiatan dilakukan bila tidak tertib. Oleh karena itu, pemantauan dan laporan ke MBGN harus konsisten,” tambahnya.
Pemerintah Kota Bima menegaskan bahwa program gizi untuk 3B menjadi bagian penting dari strategi percepatan penurunan stunting. Setiap kelurahan pun diminta segera mengaktifkan dapur gizi tanpa tertunda, demi memastikan generasi Kota Bima tumbuh sehat dan bebas dari stunting.
Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan, SH, menerima kunjungan silaturahmi sekaligus audiensi dari Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Makripuddin, M.Si., beserta jajaran, di ruang kerja Wakil Wali Kota Bima, Senin (16/09/25).
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Kesra Kemasyarakatan dan SDM, serta Kepala Dinas PPKB Kota Bima.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN NTB melaporkan bahwa realisasi penanganan stunting di Kota Bima baru mencapai sekitar 30 persen. Ia menekankan perlunya percepatan agar target penurunan stunting bisa tercapai, salah satunya melalui implementasi Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting).
“Kami berharap apa yang sudah dianggarkan dapat segera direalisasikan agar target penurunan stunting tercapai,” ungkapnya.
Menyanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Bima menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, khususnya antara BKKBN dan pihak terkait dalam pendistribusian makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita (3B).
“Kita harus memastikan dapur-dapur pelayanan gizi benar-benar melayani 3B. Target minimal mencakup 10% atau sekitar 300 ibu menyusui dan balita, dan tidak boleh ada menunda,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran jajaran BKKBN NTB serta tekanan bahwa penanganan stunting merupakan prioritas dan tanggung jawab moral Pemerintah Kota Bima.
“Setiap kelurahan telah memiliki Rumah Aspirasi sebagai wadah diskusi dan mencari solusi menekan angka stunting. Keberpihakan anggaran harus kita dorong bersama, termasuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi agar APBD Kota Bima mendapat porsi yang memadai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Bima menekankan pentingnya menjaga dan memantau keberlanjutan. Ia menegaskan akan dilakukan evaluasi langsung di lapangan melalui masyarakat binaan gizi (MBG). “Percuma kegiatan dilakukan bila tidak tertib. Oleh karena itu, pemantauan dan laporan ke MBGN harus konsisten,” tambahnya.
Pemerintah Kota Bima menegaskan bahwa program gizi untuk 3B menjadi bagian penting dari strategi percepatan penurunan stunting. Setiap kelurahan pun diminta segera mengaktifkan dapur gizi tanpa tertunda, demi memastikan generasi Kota Bima tumbuh sehat dan bebas dari stunting.
(***)