Kisah Kelam Hilangnya Kesultanan Melayu di Awal Kemerdekaan

Kisah ini adalah salah satu luka sejarah terbesar bagi orang Melayu di Sumatera, terutama pada masa awal kemerdekaan.
1. Revolusi Sosial 1946 di Sumatera Timur
Pecah pada 3 Maret 1946.
Rakyat, khususnya laskar buruh yang mempengaruhi paham kiri, menyerang istana-istana Melayu di Deli, Langkat, Serdang, Asahan, dan sekitarnya.
Keluarga sultan dibantai: Sultan Langkat, bangsawan Asahan, hingga keluarga Deli banyak yang ditangkap, dibunuh, bahkan ada yang disiksa secara tragis.
Istana dirampas, harta kekayaan diambil, dan kesultanan yang berdiri ratusan tahun runtuh dalam hitungan hari.
2. Pembantaian Keluarga Sultan
ratusan orang dari golongan bangsawan Melayu terbunuh.
Sebagian terbunuh di depan rakyat, sebagian lagi diseret keluar istana dan tidak pernah kembali.
Wanita dan anak-anak keluarga kerajaan juga banyak yang menjadi korban atau terusir, hidup dalam kebingungan dan kemiskinan.
Ada yang selamat dengan melarikan diri ke Malaysia atau daerah lain, tetapi jejak kejayaan kesultanan hilang selamanya.
3. Lenyapnya Kekuasaan Kesultanan
a. Kesultanan Langkat
Sultan : Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmadsyah
Tragedi:
Ditangkap oleh laskar rakyat pada Maret 1946.
Dianiaya dan akhirnya dibunuh secara mengenaskan.
Banyak keluarga bangsawan Langkat ikut jadi korban persahabatan.
Akibat: Kesultanan Langkat runtuh total, istana dan harta dirampas.
b. Kesultanan Deli
Sultan : Sultan Osman Al Sani Perkasa Alam Shah (Sultan Deli ke-11)
Tragedi:
Istana Maimun di Medan dikepung massa.
Sultan dan keluarganya selamat dari pembunuhan massal, tetapi kehilangan hampir seluruh kekuasaan politik.
Banyak bangsawan Deli yang dibunuh.
Akibat: Sultan Deli hanya dipertahankan secara simbolis, namun tak lagi mempunyai pengaruh politik maupun ekonomi.
c. Kesultanan Asahan
Sultan: Sultan Shaibun Abdul Jalil Rahmadsyah
Tragedi:
Ditangkap bersama keluarganya oleh laskar rakyat.
Dianiaya dan kemudian dibunuh.
Akibat: Kesultanan Asahan bubar, istana hancur, keluarga yang selamat melarikan diri.
d. Kesultanan Serdang
Sultan : Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah
Tragedi:
Sultan sempat ditangkap, namun ada versi yang menyebut ia berhasil menyelamatkan diri.
Bangsawan dan kerabat kerajaan banyak yang dibantai.
Akibat: Kesultanan Serdang runtuh, kekuasaan berakhir.
e. Kesultanan-kesultanan lain (Batubara, Panai, dll.)
Nasib serupa: istana diserang, keluarga bangsawan ditangkap, dibunuh, atau terusir.
Banyak warisan budaya (arsip, manuskrip, pusaka) musnah atau hilang.
Setelah itu, Kesultanan Melayu tidak lagi mempunyai kekuasaan politik.
Tanah ulayat, perkebunan, dan aset istana dikuasai negara atau kelompok rakyat.
Banyak istana terbakar atau ditelantarkan hingga hancur.
4. Terhapusnya Sejarah Nasional
Narasi sejarah Indonesia lebih menekankan perjuangan melawan Belanda, sementara tragedi ini dianggap “konflik internal” dan tidak dipopulerkan.
Kisah penderitaan keluarga sultan jarang masuk buku pelajaran.
Akibatnya, generasi baru lebih mengenal tokoh republik daripada sultan-sultan yang dulu pernah berjaya.
???? ringkasan:
Awal kemerdekaan bukan hanya masa euforia, tetapi juga masa tragedi kelam bagi kesultanan Melayu. Ratusan keluarga istana dibantai, kekuasaan kerajaan yang berusia ratusan tahun hilang, dan banyak kisahnya yang “dihapus” dari ingatan bangsa.
-
(***)