Legenda Maling Kundang (Anak Durhaka)

Malin Kundang adalah legenda dari Sumatera Barat tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya, Mande Rubayah, dan dikutuk menjadi batu karena kesombongannya. Malin Kundang yang berhasil menjadi kaya raya tidak mengakui kapal ibunya yang tua dan miskin saat mereka berlabuh di kampung halaman. Sambil berdoa agar anaknya dihukum, sang ibu kemudian dikutuklah Malin Kundang menjadi batu karang yang kokoh, menjadi pesan moral tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. 


Ringkasan Cerita


Kehidupan Awal: Malin Kundang adalah anak nelayan di Sumatera Barat yang hidup miskin bersama ibunya. 


Merantau: Ia pergi merantau mencari keuntungan di perantauan, dengan harapan menjadi kaya raya. 

Kehidupan di Perantauan: Malin berhasil menjadi saudagar kaya raya dan menikah dengan putri seorang bangsawan. 


Kembali ke Kampung: Kapalnya berlabuh di kampung halamannya, dan ibunya yang telah menanti-nantikan bertemu dengan anaknya, segera menjenguknya. 


Pengkhianatan kpd Ibu: Malin Kundang yang malu dengan ibunya yang miskin, malah menolak dan menghina ibunya di depan istrinya, serta tidak mengakui bahwa wanita itu adalah ibunya. 

Kutukan: Sang ibu sangat sakit hati, kemudian memohon kepada Tuhan untuk menghukum anaknya. Akhirnya, kapal Malin Kundang hancur oleh badai, dan ia serta seluruh isinya berubah menjadi batu karang yang kaku. 


Pesan Moral

Kisah ini bermakna pentingnya: 

Menghormati dan menghargai orang tua.

Tidak melupakan asal-usul: dan selalu ingat akan dukungan dan doa orang tua di balik kesuksesan.

Tidak menjadi sombong dan angkuh: setelah meraih kesuksesan.

(***)