DitinggalAyah Kabur, Suhandi Berjuang Jadi Ojol Demi Rawat Ibu Sakit
“Bu, maaf ya kalau Suhandik belum bisa banyak bantu Ibu. Suhandik janji, sampai kapanpun terus berusaha membuat ibu dan nggak ninggalin ibu kayak ayah.”
Sang ibu menatap Suhandik (29 tahun) begitu dalam. Memang tubuhnya sudah lumpuh, memang setengah tempurungnya sudah hilang, tapi ibunya tetap mengerti perasaan Suhandik, sang buah hati yang begitu kuat dan tabah menghadapi ujian hidup sejak kecil.
Ayah Suhandik kabur sedari umur Suhandik masih kecil. Kala itu Suhandik belum paham mengapa ayah memilih berpisah dengan ibu. Suhandik kecil pernah meraung– tak terima dengan takdir Tuhan.
Di tahun 2014, Suhandik nyaris kehilangan ibunya. Sang ibu menjadi korban t*br4k l4ri yang kini membuat tubuhnya lumpuh dan setengah tempurung kepala harus di angkat.
“Ibu tak lagi sama. Memang secara fisik, ibu tak bisa memeluk aku di saat sedih, tetapi dari memunculkan matanya, sekarang aku paham..ibu meluk aku dengan erat dan hangat seperti waktu aku kecil”, ucap Suhandik.
Untuk bertahan hidup, Suhandik bekerja sebagai driver ojek online. Dalam sehari, mendapat Rp 20.000 saja sudah syukur, terkadang dia pulang tanpa membawa apa-apa sehingga anak dan ibu itu menahan lapar semalaman.
“Berapapun upah yang aku terima, hampir semuanya aku kasih ke ibu..buat aku ya makan aja sih, mas. Beli nasi dicampur garem pun nggak apa, asal kebutuhan obat ibu, susu khusus buat ibu, popok ibu tuh bisa ada”, lanjut Suhandik.
Karena keterbatasan ekonomi inilah Suhandik belum bisa melanjutkan pengobatan sang ibu. Padahal ibu sering meraung-meraung, seolah meminta pertolongan..Suhandik hanya bisa berkata “Sabar ya Bu” sedangkan di dalam hatinya, dia menangis histeris karena gagal membahagiakan ibunya.
(***)