Kisah Remaja 18 Tahun, Sebagai Penjaga Rompong di Laut Lepas

Aldi Novel Adilang remaja asal Sulawesi Utara bekerja sebagai penjaga rompong di laut lepas pada usia 18 tahun.


Tugasnya memastikan lampu yang menarik ikan tetap menyala sementara setiap minggu kapal induk biasanya datang membawa logistik berupa beras air tawar minyak untuk generator dan memasak gas.


Pada bulan Juli n?sib buruk menimpanya ketika tali tambat rompong putus diterpa gelombang dan angin kencang sehingga rakit kayu berukuran sekitar dua meter persegi hayut tanpa mesin dan tanpa dayung di Samudra Pasifik


Persediaan makanan dan air hanya cukup untuk satu minggu, Setelah habis ia terpaksa memancing ikan dengan alat seadanya lalu membakarnya menggunakan kayu rompong sebagai bahan bakar setelah tabung g?s habis.


Masalah terbesar adalah air minum. Aldi menadah hujan air saat badai datang dan ketika langit cerah berhari hari ia merendam kausnya ke laut lalu memerasnya agar mendapat sedikit tetesan air untuk mengurangi rasa haus


Bahaya datang silih berganti. Ombak besar menghantam gubuk kayu yang rapuh. Dia sempat berputar di sekitar rakit.


Panas siang hari dan dingin malam membuat tubuhnya lemah. Lebih dari sepuluh kapal besar terlihat di kejauhan namun tidak ada yang berhenti meskipun Aldi mengatur tangan dan mencoba memberi sinyal.


Dalam kesendirian ia sempat ingin menyerah tetapi ia mengingat pesan orangtuanya untuk berdoa dan bertahan. Alkitab kecil yang dibawanya menjadi satu satunya sumber kekuatan di tengah lautan


Setelah terombang ambing selama 49 hari tepat pada 31 Agustus 2018 kapal kargo berbendera Panama MV Arpeggio menemukan romponya di dekat Guam sekitar seribu sembilan ratus kilometer dari titik awal hayut. 


Karena kapal tidak bisa mendekati Aldi harus melompat ke laut untuk meraih tali yang dilemparkan awak.


Ia akhirnya diselamatkan lalu dibawa ke Jepang untuk pemeriksaan kesehatan sebelum dibawa ke keluarganya di Sulawesi Utara


Kisahnya menjadi perhatian dunia diliput media besar seperti BBC CNN dan The Guardian. Aldi mengaku pernah hayut sebelumnya tetapi tidak pernah selama dan sejauh ini. 


Gajinya sebagai penjaga rompong hanya sekitar seratus tiga puluh dolar Amerika per bulan sangat kecil dibandingkan risiko m?ut yang ia hadapi.


Cerita ini kemudian dikenal sebagai salah satu kisah bertahan hidup di laut paling luar biasa dari Indonesia bukti tekad seorang remaja yang mampu melawan ombak lapar dan kesepian selama hampir dua bulan


(***)