Gagal jadi istri Pierre Tendean, Rukmini dinikahi lelaki berprofesi mentereng ini disaksikan Jenderal Nasution



Kisah cinta Kapten Pierre Tendean dan Rukmini adalah salah satu cerita paling pilu dalam sejarah bangsa. Mereka berdua sedang mempersiapkan hari bahagia, namun takdir berkata lain.


Pierre Tendean, ajudan Jenderal AH Nasution yang dikenal gagah dan penuh pesona, harus meregang nyawa pada peristiwa tragis G30S 1965. Padahal, hanya dua bulan kemudian, ia dan Rukmini akan mengikat janji suci di pelaminan. Juli 1965 menjadi pertemuan terakhir keduanya, sebuah kenangan manis yang akhirnya berubah menjadi luka abadi.


Rukmini, gadis cantik keturunan Jawa yang dikenal kalem dan berhati lembut, berhasil merebut hati Pierre sejak pertama kali dikenalkan oleh teman-temannya. Bagi Pierre, Rukmini bukan hanya kekasih, tapi sosok pendamping hidup yang diidamkan. Sayangnya, maut lebih cepat mendatangkan sang petapa tampan itu sebelum janji suci terlaksana.


Bertahun-tahun setelah kehilangan besar itu, Rukmini tetap setia menghadiri sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) bersama orang tuanya, menyaksikan konferensi terkait peristiwa yang merenggut nyawa kekasihnya. Butuh waktu tujuh tahun bagi Rukmini untuk akhirnya membuka hati kembali.


Tahun 1972, ia dipersunting oleh seorang pria berprofesi terhormat, Suyatna Muharam, seorang pegawai bank. Pernikahan mereka berlangsung dengan adat Jawa yang sakral, disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh besar bangsa, di antaranya Jenderal AH Nasution dan ulama kharismatik Buya Hamka yang menjadi Saksi Akad. Dari pernikahan ini, Rukmini dikaruniai dua anak dan lima cucu, sebelum akhirnya berpulang pada tahun 2019.


Meski cintanya dengan Pierre Tendean tak pernah bersatu di pelaminan, kisah mereka tetap abadi sebuah romansa yang terhenti oleh sejarah, namun tak pernah pudar dalam ingatan bangsa.

(***)