Kisah Brigpol Sukitman: Saksi Mata yang Lolos dari Tragedi Lubang Buaya

?? 


Malam 30 September 1965, Jakarta tampak lengang. Brigadir Polisi Sukitman mendapat giliran ronda malam. Ia berjalan pelan di sekitar kawasan perumahan para jenderal, mengawasi lingkungan yang biasanya sunyi ketika tengah malam. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat truk-truk militer berhenti di depan rumah Brigjen DI Panjaitan.

Tiba-tiba suara tembakan memecah kesunyian. Sukitman terkejut. Dari balik kegelapan ia melihat para prajurit bersenjata masuk ke rumah sang Jenderal. Dengan kondisi polisi, ia mendekat, memastikan apa yang terjadi. Namun sebelum sempat bergerak lebih jauh, sebuah tangan kasar mencekalnya dari belakang.

“Siapa kamu?!” bentak seorang prajurit.

“Saya… polisi, sedang ronda!” jawab Sukitman gelisah.

Tak ada belas kasihan. Ia langsung dipukul, dipegang erat, matanya ditutup kain. Tanpa penjelasan, Sukitman dilempar ke dalam truk bersama beberapa tawanan lain. Dari suara yang ia dengar, ia tahu di sana ada perwira-perwira tinggi Angkatan Darat yang juga ditangkap.

Truk itu melaju jauh ke arah Timur, hingga berhenti di sebuah tempat yang penuh pepohonan dan tanah lapang – Lubang Buaya.

Di sanalah Sukitman mendengar teriakan, bentakan, dan suara tubuh yang dipukul. Para jenderal memaksa keluar satu per satu. Ia hanya bisa mendengar rintihan mereka, sementara tubuhnya sendiri masih terikat. Bau tanah lembab, udara dingin, dan suara malam membuat suasana semakin mencekam.

Waktu berjalan lambat. Sukitman tidak tahu apakah dia akan ikut dibunuh atau tidak. Namun mungkin karena dianggap bukan target dan pada akhirnya Sukitman tidak ikut dibunuh. Kesaksiannya kemudian menjadi salah satu bukti sejarah paling penting dari tragedi G30S/PKI – bahwa para jenderal benar-benar dibawa ke Lubang Buaya, disiksa lalu dibunuh.

Sukitman selamat. Namun sepanjang hidupnya, bayangan malam di Lubang Buaya itu tak pernah benar-benar hilang. Ia adalah Saksi hidup bagaimana sejarah bangsa berubah dalam satu malam.

--

#sejarah #tragedi #lubangbuaya #sukitman #fyp