Alpiah Makasebape: Pengasuh Setia Ade Irma Suryani yang Menjadi Saksi Bisu Tragedi G30S/PKI”
Dalam setiap kisah besar sejarah, selalu ada sosok sederhana yang keberadaannya jarang ditemukan, namun memiliki peran yang tak ternilai. Salah satunya adalah Alpiah Makasebape, wanita tangguh yang menjadi pengasuh mendiang Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu Jenderal Abdul Haris Nasution. Di balik sosok kecil Ade Irma yang menjadi simbol pengorbanan, ada sosok penuh kasih yang mendampinginya sejak lahir hingga akhir hayat sosok yang setia dan tulus bernama Alpiah.
Lahir pada tahun 1936 di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Alpiah datang ke Jakarta dan mengabdikan dirinya sebagai perawat sekaligus pengasuh keluarga besar Nasution sejak tahun 1960 hingga 1967. Ia bukan sekadar mengasuh biasa; ia adalah bagian dari keluarga yang dicintai dan dicintai oleh Ade Irma kecil. Di tangan lembutnya, sang putri jenderal tumbuh ceria dan penuh kasih sayang.
Namun kebahagiaan itu terhenti di malam kelam 30 September 1965, saat pasukan Cakrabirawa menyerbu rumah keluarga Nasution di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Malam yang awalnya tenang berubah menjadi mimpi buruk. Di tengah ketakutan, dentuman senjata, dan jerit ketakutan, Alpiah berada di sana menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana peluru-peluru panas menghantam tubuh kecil Ade Irma yang berusaha dilindungi oleh ibunya.
Dengan penuh keteguhan hati, Alpiah Makasebape berlari menembus kekacauan, mendampingi keluarga Nasution yang berlumuran darah dan ketakutan. Ia kemudian mengantarkan Ade Irma ke rumah sakit, berjuang bersama mereka agar sang gadis kecil bisa bertahan hidup. Namun, takdir berkata lain. Setelah enam hari berjuang dengan luka parah di dada dan perut, Ade Irma mengakhiri napas terakhir meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan seluruh bangsa Indonesia.
Bagi Alpiah, peristiwa itu bukan sekadar tragedi nasional, tetapi juga luka pribadi. Ia kehilangan anak asuh yang dianggap seperti darah dagingnya sendiri. Namun di balik air mata dan kenangan pilu, Alpiah menyimpan kisah keberanian dan ketulusan, menjadi saksi hidup dari sejarah kelam yang mengubah arah perjalanan bangsa.
Kini, nama Alpiah Makasebape tak sekadar dikenang sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai Saksi bisu sejarah G30S/PKI, seorang perempuan sederhana yang menyaksikan langsung bagaimana cinta, keberanian, dan pengorbanan berpadu dalam satu malam penuh darah dan air mata.
Sumber : Merdeka.com
(***)