BIARKAN ANAK EMAS MER0K0K DI SEKOLAH
                                            Baru-baru ini, panggung drama pendidikan kita kembali menampilkan plot twist yang luar biasa emejing.
Seorang Kepala Sekolah, konon dikabarkan telah menamp4r seorang siswa yang tertangkap basah sedang mengisap rok0k di area sekolah.
Coba tebak apa reaksi yang muncul kemudian? Reaksi yang sangat mencerminkan betapa majunya peradaban kita saat ini.
Kita harus memberi tepuk tangan meriah untuk orang tua sang siswa yang merok0k itu. Sebab mereka telah gagah perkasa menjadi garda terdepan pembela hak asasi manusia (atau paling tidak, hak asasi anaknya sendiri). Yakni hak untuk merok0k dengan tenang di lingkungan pendidikan.
Lalu laporkan kejadian ini ke polisi untuk menuntut si kepsek.
Jadi Kepada Bapak dan Ibu guru yang lain, harap catat. Di masa depan, jika Anda melihat siswa sedang asyik mengepulkan secepatnya, jangan tegur. Lebih baik Anda menawarkan pemantik api Anda, sapa dengan hangat, dan bertanya, "Nak, mau Bapak/Ibu bantu merekam konten TikT0k slow motion asap rok0k ini agar terlihat artistik?"
Karena apa? Menamp4r Itu kuno! Itu merusak psikis anak! Padahal, paru-paru yang rusak karena rokok itu kan urusan pribadi siswa di masa depan. Tapi harga diri yang tergores karena teguran keras adalah masalah hukum hari ini.
Eh, tapi belum kelar disitu saja.
tahukah Anda bagian plot twist lainnya?
klimaks dari drama ini? Para siswa kompak! Mereka melakukan aksi menghancurkan belajar, bukan untuk menuntut perbaikan fasilitas sekolah, bukan untuk menuntut kenaikan gaji guru honorer, melainkan untuk “membela teman yang bersalah” tadi
Bagus sekali!
Ini adalah pelajaran sejati tentang solidaritas buta!
Lihat, betapa indahnya generasi yang kita cetak ini. Mereka sangat militan dalam membela kemalasan dan pelanggaran, tapi mungkin sangat pasif saat diminta mengerjakan tugas Fisika. Mereka rela berpanas-panas di depan gerbang, memegang spanduk berisi tuntutan keadilan untuk teman perok0k mereka, tapi mungkin tidak sudi membuka buku pelajaran di malam hari.
Ini adalah perubahan moral yang luar biasa! Pahlawan kita bukan lagi orang yang berintegritas, melainkan orang yang paling berani melanggar. Sekolah bukan lagi tempat untuk membentuk karakter, melainkan tempat uji coba sejauh jauh kita bisa menantang otoritas tanpa konsekuensi.
Tambahan lagi Kepada Bapak dan Ibu Guru yang masih percaya bahwa tugas Anda adalah mendidik, membentuk karakter, dan menjaga kedisiplinan, saya sampaikan: Selamat! Anda berada di profesi yang salah!
Sebab kenyataannya Tugas Anda sekarang hanyalah sebagai “penyedia layanan informasi” yang tidak dapat menyentuh emosi atau fisik pelanggan (siswa) sedikit pun.
Jadi Biarkan mereka merok0k. Biarkan mereka berbuat sesuka hati. Jika ada aturan yang dilanggar, catat baik-baik, buat laporan yang rapi, dan serahkan kepada orang tua. Orang tua mereka jauh lebih bijak dan berani menyelesaikan masalah di kantor polisi.
Mari kita mendukung para siswa yang menyanyikan ini. Namun, di Republik “Anak Emas” ini, guru yang salah karena mencoba benar, dan pelanggar aturan adalah korban yang harus dibela hingga titik darah penghabisan.
Selamat mengajar, dan semoga Anda selalu sabar... sampai gajian! Sampai TPG cair! Sampai diangkat jadi PPPK!.
(***)