Dulu Murid Takut Melanggar Aturan, Kini Guru yang Takut Menegakkannya

Zaman telah berputar, dan makna disiplin ikut berubah. Dulu, murid menghormati aturan karena bukan takut dihukum, tapi karena sadar itu bentuk tanggung jawab. Kini, banyak guru berjalan di atas garis tipis — antara menegakkan aturan dan menahan diri agar tidak salahpahami.
Guru masa kini tak hanya berhadapan dengan murid yang kritis, tapi juga dengan orang tua yang sensitif. Saat guru menegur, dia menjadi kasar. Saat memberi hukuman ringan, ia dianggap melanggar hak anak. Akibatnya, banyak guru memilih diam — bukan karena setuju, tapi karena lelah berdebat dengan dunia yang tak lagi memahami makna kedisiplinan.
Padahal, aturannya bukan musuh. Ia adalah pagar agar anak-anak tidak tersesat. Ketika pagar itu dianggap penghalang, maka generasi pun tumbuh tanpa arah yang jelas.
Guru bukan sedang mencari kekuasaan, mereka sedang berusaha menjaga nilai. Karena tanpa keberanian untuk menegakkan aturan, sekolah hanya menjadi tempat belajar, bukan tempat membentuk karakter.
(***)