MENAKAR ASA Oleh : Guru Puncak
*
Di setiap pagi yang merekah, saya melihat kalian datang dengan langkah yang berbeda
ada yang penuh semangat, ada yang perlahan, ada pula yang masih menatap bumi,
seolah sedang berbincang dengan harap yang belum sempat berkembang.
Di bangku-bangku sederhana itu, kita belajar bukan hanya tentang angka dan huruf,
tapi tentang arti jatuh dan berdiri, tentang gagal dan berani mencoba lagi.
Kalian mungkin tak sadar, tapi di setiap inti tangan dan tawa kecil kalian,
aku belajar banyak tentang ketulusan dan makna perjuangan.
Anak-anakku…
Hidup tak selalu ramah, tapi ia selalu mengajarkan.
Ada hari di mana langit terasa dekat, dan ada hari di mana mimpi seolah-olah menjauh.
Namun percayalah, setiap langkah kecilmu adalah bagian dari perjalanan besar
yang akan menuntunmu pada siapa dirimu nanti.
Aku tak menuntut kalian menjadi sempurna,
cukup jadilah manusia yang mau berproses, yang tak berhenti berharap,
yang tahu kapan harus menunduk untuk belajar, dan kapan harus tegak untuk berani.
Karena menakar asa bukan tentang seberapa cepat kau sampai,
melainkan seberapa sabar kau menjaga nyala itu agar tetap hidup.
Kadang asa hanya setitik, kecil dan rapuh
tapi dari situlah lahir cahaya yang mampu menyelesaikan seluruh jalan panjangmu.
Dan kelak, saat kalian pergi membawa mimpi masing-masing,
Kedalaman: di ruang ini, pernah ada seorang guru
yang menakar asa bersama kalian
mendidik bukan untuk dikenang, tapi agar kalian tak berhenti melangkah.
Teruslah berjalan, teruslah mencoba, teruslah percaya.
Sebab rasa yang kalian takar hari ini,
akan menjadi kenyataan yang indah esok nanti.
MENAKAR ASA — karena dari harapan kecil, lahir masa depan besar.
Penulis : Hidayaturrahman (Dayat) Guru SMPN 12 Kota Bima.