Hubungan memburuk, Bung Karno bubarkan Masyumi pada tahun 1960



Masyumi sebagai partai politik berdiri pada tanggal 7 November 1945. Jadi nomor dua pada Pemilu 1955. Lalu dibubarkan Bung Karno pada tahun 1960.


Sayang, esksistensi Masyumi hanya bertahan hingga tahun 1960. Partai ini dibubaran oleh Presiden Sukarno karena dianggap terlibat dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) bersama Partai Sosialis Indonesia.


Mengutip Kompas.com, ada dua hal yang melatari pembubaran Masyumi. Pertama Sukarno ingin merealisasikan pemikiran dan obsesinya terutama mengenai politik, demokrasi dan revolusi. Kedua, konflik berkepanjangan antara Sukarno dan Masyumi.


Tokoh-tokoh Masyumi, terutama Moh. Natsir, sering melontarkan kritik tajam kepada Bung Karno. Tak hanya itu, Masyumi sendiri juga sering mengkritisi dan menentang gagasan serta kebijaksanaan Presiden.


Upaya Bung Karno untuk membangunkan Masyumi dilakukan dengan dua pendekatan. Yang pertama adalah pendekatan politik, yaitu dengan mengurangi dan menghilangkan peran politik Masyumi dalam pemerintahan dan legislatif. Dengan membuat peraturan yang mengarahkan kepada bubarnya Partai Masyumi.


Yang kedua adalah pendekatan hukum. serupa disebut di awal, karena ada sejumlah pimpinan Masyumi yang terlibat dalam pemberontakan PRRI. Di antaranya adalah Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, dan Burhanuddin Harahap.


Karena itulah Partai Masyumi pun dibubarkan secara paksa dan para anggota seniornya juga dipenjara karena dianggap terlibat dalam pemberontakan.


Baca artikel selengkapnya di sini https://intisari.grid.id/read/034316610/sejarah-partai-masyumi-dibentuk-di-yogyakarta-pada-7-november-1945-dibubarkan-bung-karno


(***)