Kekuatan Gaib Bung Karno Saat Masih Bocah
Pada awal abad ke-20, langit Jawa Timur memerah. Tahun 1901 menjadi Saksi kedahsyatan amukan Gunung Kelud yang meletus dahsyat, menebarkan maut dan ketakutan ke seluruh penjuru. Desa-desa luluh lantak, sawah dan ladang hangus, sementara ribuan manusia dan ternak tak sempat menyelamatkan nyawa dari letusan yang muntahan api dan batu pijar dari perut bumi. Dalam suasana mencekam itulah, dua minggu kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki yang kelak akan menggemparkan sejarah bangsa Kusno Sosrodihardjo, nama kecil Soekarno, pada 6 Juni 1901 di Surabaya, pukul setengah enam pagi, jelang fajar menyingsing.
Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, hanyalah seorang mantri guru bergaji kecil. Sementara ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, berasal dari keluarga bangsawan Brahmana dari Singaraja, Bali. Kehidupan keluarga kecil ini jauh dari kata cukup terkadang mereka harus menahan lapar karena kekurangan. Namun dibalik kemudahannya, semesta seakan telah menyiapkan tanda-tanda bahwa bayi Kusno bukanlah anak biasa.
Seorang sahabat keluarga, Mbah Darmo, dikenal sebagai penganut kebatinan Jawa yang memiliki mata batin yang tajam. Ia menatap langit yang masih dipenuhi abu Kelud dan berkata lirih, "Kata-kata ini bukan suatu kebetulan. Akan lahir seorang manusia besar dari rahim Nusantara." Ia meyakini bahwa kelahiran Kusno memiliki pertalian gaib dengan tanda-tanda alam sebagaimana dahulu kala Gunung Kelud juga meletus saat lahirnya Prabu Hayam Wuruk, Raja Besar Majapahit.
Ketika malam menjelang fajar tiba, Mbah Darmo menemani Soekemi yang gelisah. Ida Ayu sedang menahan sakit menjelang persalinan. “Anakmu inilah yang dinanti negeri ini,” ujar Mbah Darmo dengan suara bergetar, seolah mendengar bisikan masa depan. Dan benar, tepat ketika cahaya pertama menembus Cakrawala, bayi Kusno lahir seolah membawa sinar baru di tengah kelamnya abu letusan.
Sejak kecil, Kusno menampilkan keistimewaan yang membuat orang-orang di sekitarnya takjub. Eyangnya yang tinggal di Tulungagung dan para tetangga percaya, bocah ini dianugerahi kekuatan gaib. Dalam usia yang bahkan belum genap lima tahun, Kusno kerap diminta warga untuk mengobati berbagai penyakit. Uniknya, cara pengobatannya hanya dengan menjilati bagian tubuh yang sakit, dan ajaibnya banyak yang sembuh setelahnya.
Dari lahirnya kisah tentang “Mbah Kusno, dukun cilik dari Tulungagung.” Sebuah julukan yang melekat pada sosok kecil yang kelak menjadi Pemimpin Besar Revolusi Indonesia. Dari bayi yang lahir di bawah bayang letusan gunung, hingga menjadi penyulut semangat kebangkitan bangsa, kisah kelahiran Bung Karno tak pernah lepas dari sentuhan misteri alam dan keyakinan akan takdir besar yang menantinya.
Sumber : strategi.id
(***)