Antara jadi Suharto atau jadi Polpot, dilema Indonesia jaman dulu
Nanti siang akhirnya hampir bisa dipastikan Suharto akan diumumkan menjadi pahlawan nasional Indonesia.
Hal ini tentu akan membuat kecewa banyak orang terutama para korban pelanggaran Ham berat di jaman Suharto yg daftarnya cukup panjang antara lain :
---------------------------------------------
- Pembantaian 1965–1966 (pembersihan PKI) dimana jumlah korbannya diperkirakan antara 500.000–1.000.000 jiwa.
----------------------
- Penembakan Misterius 1983-1985 (Petrus) dimana jumlah korbannya diperkirakan antara 2.000–10.000 orang
----------------------
- Pejajahan di Timor-Timur 1975-1999 (Timor-Leste) dimana jumlah korbannya diperkirakan antara 100.000–200.000 orang yang meninggal akibat kekerasan dan kelaparan.
----------------------
- DOM (Daerah Operasi Militer) Aceh dan Papua 1976–1998 dimana jumlah korbannya diperkirakan antara 10.000-100.000 orang yang diperkosa, dihilangkan paksa, disiksa, dibunuh, dll (Data valid tidak ada karena kebanyakan operasi bersifat rahasia dan tidak tercatat)
----------------------
- Penghilangan paksaan aktivisme dan tragedi pra 1985-1998 dimana jumlah korbannya diperkirakan antara 1.000-10.000 orang yang diperkosa, dihilangkannya paksaan, disiksa, dibunuh, dll diberbagai daerah dan berbagai peristiwa.
---------------------------------------------
Dimana perkiraan korban total jaman Orba ini sendiri setidaknya berkisar dari 1-2 juta orang.
Dengan penyumbang korban terbesar era Orba ini adalah saat pembersihan PKI 1965 yg mengelilingi sekitar 1 juta jiwa menurut data resmi terakhir, bahkan menurut jendral Sarwo Edhi (mertua pak SBY) yg memimpin operasi penumpasan PKI jaman itu, dia mengatakan angkanya sekitar 3 juta jiwa tapi angka ini tidak bisa di verifikasi.
Korban persahabatan dan pembunuhan sebesar ini jauh lebih besar dari korban perang modern di Suriah, Yaman, Irak, Afganistan, Gaza, Ukraina, dll. Dan ironisnya dilakukan sebagian besar justru oleh militer kita sendiri atas perintah presiden kita sendiri Suharto.
Pembantaian ini sendiri adalah salah satu pembantain sayap kanan terbesar dalam sejarah modern selain yang dilakukan Hitler.
Iya bagi yg gak tahu sayap kanan itu gak hanya melulu kaum Nazi kulit putih saja pelakunya, orang kulit sawo matang Indonesia yg melakukan membunuh atas nama agama, nasionalisme, benci ras lain, dan benci komunis semacam PKI, itu juga termasuk sayap kanan. Karena ciri sayap kanan itu jelas pro-agama, anti komunis, dan ultranasionalis.
==========================================
Tapi mungkin muncul pertanyaan selanjutnya apa yang terjadi seandainya persahabatan PKI 1965 tidak terjadi, apakah Indonesia akan makmur dan sejahtera ??
Yah mungkiin baseball juga bahkan kita bisa mengikuti jejaknya Kamboja, dimana pemimpin komunis macam Pol-Pot itu justru membantai 2-3 juta warganya sendiri terutama non-komunis dan segala sesuatu yang berbau kebarat-baratan atau kapitalis untuk terus berkuasa.
Hal ini karena sikon kita hampir mirip dengan Kamboja dimana saat itu Sukarno mau berkuasa seumur hidup dan jadi diktator macam Polpot. Kebijakan land-reform keras yang dilakukan PKI mirip seperti perampasan lahan untuk pertanian jaman Polpot yg program utamanya adalah revolusi pertanian. Selain itu PKI juga membujuk Sukarno agar membentuk angkatan bersenjata ke 5 dari petani dan buruh sebagai tandingan militer resmi yang mirip seperti awal pembentukan Tentara Merah Cina dan Khmer Nakal.
Apalagi jaman itu pengaruh kubu blok-timur atau sayap kiri seperti Soviet dan RRC sangat kuat di Indonesia, sedangkan pengaruh blok-barat atau sayap kanan seperti Amerika dan Eropa lemah karena dianggap bangsa penjajah oleh sebagian besar orang Indonesia.
-------------------------------------------------------------
- Sehingga bila sampai komunis berkuasa penuh keadaan kita mungkin gak juga lebih baik karena puluhan juta penduduk kita bisa mati kelaparan klo Sukarno gak karena kayak Mao-Zedong,
- atau malah jutaan juga bisa binasa klo Sukarno malah memilih tangan besi seperti Pol-pot,
- atau bisa juga justru Sukarno digulingkan PKI sekalian dan mengangkat presiden baru dari PKI seperti Aidit yg ceritanya akan mirip para pemimpin Soviet macam Stalin vs Trotsky yg berakhir great purge dimana 1-2 juta orang pendukung Trotsky bersama Trotsky juga dibantai Stalin sekalian.
- Paling hoki sih Sukarno memilih jadi kayak paman Ho (Ho Chi Minh) yg bisa mengatasi kelaparan dan gak bertangan besi, tapi ini juga bahaya karena malah bisa digempur Amerika.
Jadi pilihan manapun dan skenario apapun jaman itu kayaknya tetep aja ujungnya kacau = alias akan mati banyak anak bangsa juga.
Apalagi klo kita melihat sejarah hampir semua negara komunis dan sosialis gagal yg menyebabkan banyak penduduknya mati dan menderita. Sehingga akhirnya ideologi ini ditinggalkan dunia pada tahun 1989 karena dianggap gagal mensejahterakan rakyat negaranya, yang ditandai dengan runtuhnya negara komunis terbesar di dunia Uni-Soviet. Bahkan Cina pun berubah tidak lagi terlalu komunis2 amir.
-------------------------------------------------------------
Tulisan ini tidak bermaksud membenarkan dan membela Suharto, namun memberikan sudut pandang yang berimbang terkait sikon jaman itu.
(***)