KOTA TERNATE (FILIPINA)



Sejarah kota bernama Ternate di Filipina memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Ternate di Maluku dan kehadiran bangsa Spanyol di wilayah Filipina.

 

- Asal Usul Orang Mardica: Kota Ternate di Filipina Didirikan oleh orang-orang Mardica, yang merupakan sebagian dari kaum Kristen di Ternate dan Tidore yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina.

 

- Kedatangan ke Melawan Bajak Laut: Sekitar akhir tahun 1662, Spanyol membawa sekitar 200 orang relawan Mardica dari Pulau Ternate di Maluku untuk membantu melawan bajak laut Koxinga dari China di Manila. Gubernur Jenderal Spanyol, Manrique de Lara, menempatkan mereka di Barra de Maragondon.


- Tidak Kembali ke Maluku: Karena serangan Koxinga tidak terjadi, orang-orang Mardica ini diberi tugas untuk menangkis serangan Moro yang sering menyerang wilayah itu. Mereka memilih untuk tidak kembali ke Maluku dan berasimilasi dengan penduduk lokal. Pada masa itu, Ternate di Maluku mengalami gejolak dan peperangan yang melibatkan Portugis, Spanyol, dan Kesultanan Ternate.


- Pembentukan dan Penamaan Kota Ternate: Dalam perkembangannya, para Mardica membentuk wilayah perkampungan mereka sebagai Ternate sebagai identitas perkumpulan mereka untuk menghormati tanah kelahiran mereka di Maluku.

 

- Bahasa Chabacano: Selain bahasa Tagalog, dialek keseharian yang mereka gunakan adalah variasi bahasa Spanyol yang dikenal dengan Chabacano.


- Lokasi dan Kondisi Kini: Ternate kini merupakan sebuah kota kelas 4 di provinsi Cavite, Filipina. Kota ini terletak di tepi timur semenanjung Cavite, menghadap Teluk Manila, sekitar 19 km dari ibu kota provinsi dan 56 km dari Metro Manila. Wilayah ini sebelumnya dikenal dengan Barra de Maragondon, Merujuk pada letaknya di sekitar muara sungai Maragondon. Topografi Ternate secara umum berbukit-bukit.


- Pendirian Pueblo Independen: Organisasi Ternate menjadi pueblo independen terjadi pada tahun 1857. Pada tahun 1858, pembangunan gereja dimulai di lokasi kapel sebagai tempat disembah, dengan biaya dan tenaga dari pueblo, termasuk wanita dan anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan membawa pasir dan air. Gereja ini dibuka untuk ibadah pada tanggal 2 Januari 1863.


- Peristiwa Politik: Pada tanggal 3 Maret 1992, Octavia Velasco, wali kota terpilih kota Ternate, dan inspektur polisi Felipe Enero ditembak oleh empat pria bersenjata. Kejadian ini diduga dilatarbelakangi masalah politik.