Kemdikbud Akan Resmikan Kurikulum Merdeka Tahun 2024


Pada Tahun 2024 mendatang,  Kurikulum Merdeka  akan diresmikan sebagai pengganti Kurikulum 2013 (K-13) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Kurikulum ini memberikan ruang lebih besar bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengadaptasi metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Anindito Aditomo selaku Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek, memiliki target agar seluruh sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2024.

Saat ini, lebih dari 80 persen sekolah di Indonesia telah secara sukarela menerapkan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum ini dirancang untuk lebih fleksibel dalam mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan di setiap daerah. Ini adalah langkah yang penting dalam memberikan kepercayaan kepada guru dan sekolah sebagai pilar pendidikan kita.

Kurikulum ini juga memberikan kebebasan bagi pendidik dan sekolah untuk merancang materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungannya.

Kurikulum ini dirancang untuk lebih fleksibel dalam mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan di setiap daerah. Ini adalah langkah yang penting dalam memberikan kepercayaan kepada guru dan sekolah sebagai pilar pendidikan kita.

Kurikulum ini juga memberikan kebebasan bagi pendidik dan sekolah untuk merancang materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungannya.

Melalui Kurikulum Merdeka, harapannya adalah menghasilkan siswa yang memiliki semangat belajar sepanjang hidup dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Pemerintah mendukung penerapan Kurikulum Merdeka dengan berbagai cara, termasuk menyediakan buku teks  Kurikulum Merdeka .

Selain itu, program ini tidak dirancang untuk mudah diganti, dan memiliki dasar hukum yang kuat serta dukungan dari berbagai pihak yang merasa pendidikan dapat lebih menarik dengan Kurikulum Merdeka.

Selain itu, Kurikulum ini memungkinkan siswa untuk belajar lintas program studi di luar kampus dan mempertahankan program-program seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kampus Mengajar, dan IISMA.

Nino, yang memimpin perubahan ini, menekankan pentingnya pengajaran dengan pendekatan berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka. Namun, ini tidak berarti membebani beban berat pada guru, sebaliknya hanya ada satu hingga tiga proyek per tahun dalam Kurikulum ini.

Tidak ada keharusan bahwa proyek pembelajaran ini memerlukan biaya besar. Sebaliknya, mereka seharusnya menyelesaikan masalah sehari-hari di sekitar sekolah, misalnya dalam hal organisasi siswa, manajemen sampah, dan lainnya.

Proyek berbasis pembelajaran ini juga harus mengakar dalam isu-isu sekitar, tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Dalam konteks ini, Nino menekankan pentingnya komunikasi dan kolaborasi melalui komunitas dan platform pembelajaran seperti Merdeka Mengajar.

Pemerintah daerah dan kepala sekolah juga memiliki peran yang penting dalam mendukung guru dalam merancang proyek yang berdampak positif bagi sekitar mereka.

Seharusnya, proyek ini berkaitan dengan isu-isu lokal dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar, dan tidak selalu harus berorientasi pada produk mahal.

Kurikulum ini, seperti yang dijelaskan oleh Nino, membuka peluang bagi siswa untuk lebih fokus pada bidang pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka sejak dini, dengan tujuan agar mereka siap melanjutkan ke perguruan tinggi.

Contoh yang diberikan adalah dalam Kurikulum Merdeka, siswa yang memiliki minat di bidang teknik dapat mengejar mata pelajaran Fisika dan Matematika secara lebih mendalam saat berada di kelas 11, tanpa harus membagi perhatian mereka dengan mata pelajaran seperti Biologi atau Kimia.

Nino juga menggarisbawahi pentingnya siswa mulai menjelajahi minat dan bakat mereka sejak tingkat SMP atau setidaknya saat berada di kelas 10 SMA. Menurutnya, Kurikulum ini memberikan persiapan yang lebih kokoh dan memadai bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Dia juga menyoroti bahwa pemerintah telah menyediakan tes minat dan bakat yang sangat terjangkau, bahkan gratis pada tahun ini, untuk membantu siswa memilih jalur yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

Nino sebelumnya menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah melakukan transformasi sistem pendidikan untuk menciptakan generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan zaman yang cepat.

Kurikulum ini diharapkan akan menghasilkan individu yang senantiasa bersemangat dalam belajar sepanjang hidup, sebagai respon terhadap perubahan-perubahan yang signifikan.

Nino menekankan bahwa perkembangan kecerdasan buatan (artificial Intelligence) telah mencapai tingkat yang menakjubkan. Untuk mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut, generasi muda harus memiliki tekad dan kemampuan untuk terus belajar.

Dalam konteks ini, pembelajaran mencakup pemahaman konsep baru, tetapi juga kemampuan untuk mengubah pemahaman yang sudah ada.

Upaya  Kurikulum Merdeka  dalam melahirkan pelajar yang mampu belajar sepanjang hidup diwujudkan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Pelajar Pancasila” di sini Merujuk pada kumpulan keterampilan, karakter, dan kompetensi yang diperlukan agar seseorang menjadi pembelajar sepanjang hidup, terang Nino.

(***)


Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut   https://t.me/infofreediklat32JP

e-Guru.id menyediakan program keanggotaan dengan satu kali membayar gratis pelatihan bersertifikat 32 JP setiap bulannya. Mari bergabung dengan 9000++ di seluruh wilayah Indonesia. Tunggu apalagi    DAFTAR SEKARANG
Ingin pelatihan bersertifikat 32 JP? KLIK LINK Iartaguru.ix


Sumber : wartaguru.id