Mengenal Sasambo, Suku-suku di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki tiga suku di dalamnya, yaitu Suku Sasak, Suku Samawa (Sumbawa), dan Suku Mbojo. Provinsi NTB sendiri terdiri dari dua pulau, yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Pada tahun 2020, penduduk Nusa Tenggara Barat berjumlah 5.320.092 jiwa, dengan kepadatan 264 jiwa/km2. Dilansir dari laman Gerakan Literasi Nasional Kemdikbud, terdapat dua kelompok bahasa Melayu Polinesia, yaitu subkelompok Nusantara Barat dan Nusantara Timur, tepatnya di antara daerah yang memakai bahasa Samawa dan bahasa Mbojo di Pulau Sumbawa.
Ketiga suku di Provinsi NTB mendiami dua pulau, seperti Suku Sasak tinggal di Pulau Lombok. Sedangkan Suku Samawa dan Suku Mbojo tinggal di Pulau Sumbawa bagian barat dan timur. Selain tiga suku mayoritas, terdapat suku lain tinggal di NTB, yaitu Bali, Jawa, Bugis, Bajo, Banjar, dan Melayu.
Suku Sasak
Dilansir dari Wikipedia, Suku Sasak merupakan orang-orang yang mendiami Pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar Suku Sasak beragama Islam, dan sebagian kecil lainnya beragama Wetu Telu dan Sasak Boda.
Bahasa Sasak memiliki lima dialek, salah satunya dialek Pejangi, Selaparang, dan Bayan. Bahasa Sasak memiliki perpaduan Bahasa Bali dan Jawa, begitupun aksara/tulisannya memiliki persamaan dengan Bahasa Jawa-Bali.
Masyarakat Suku Sasak memegang teguh tradisi leluhur. Suku Sasak memiliki tradisi pernikahan unik, yaitu membawa kabur calon pengantin perempuan. Suku Sasak juga memiliki tradisi Bau Nyale (menangkap cacing Nyale), sebagai bentuk mengharapkan kesejahteraan.
Suku Samawa
Suku Samawa atau Suku Sumbawa merupakan orang-orang yang mendiami wilayah barat dan tengah Pulau Sumbawa, yang meliputi Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Suku Sumbawa menyebut dirinya sebagai Tau Samawa, yang berarti orang Samawa atau orang Sumbawa.
Seperti Suku Sasak, sebagian besar Suku Samawa memeluk agama Islam. Sedangkan untuk bahasa, Suku Samawa menggunakan bahasa Sumbawa atau disebut juga Suku Sumbawa. Dialek Samawa terdiri dari dialek Semawa', Taliwang, Barturotok/Batulante, Ropangsuri, Selesek, Lebah, Dado, Jeluar, Tanganam, Geranta, dan Jeruek.
Suku Mbojo
Suku Mbojo awalnya mendiami Pulau Sumbawa bagian Timur, namun sekarang terbagi menjadi tiga bagian administratif, yaitu Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu. Suku ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk asli (Duo Donggo) tersebar di gunung dan lembah, dan kelompok orang Bima (Duo Mbojo) menghuni kawasan pesisir pantai.
Sementara untuk bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Donggo. Bahasa ini digunakan masyarakat yang tinggal di pegunungan. Selain bahasa Donggo, Suku Mbojo juga menggunakan bahasa Bima. Bahasa ini merupakan bahasa ibu.
Aksara bahasa Bima banyak persamaan dengan aksara Makassar Kuno. Bahasa Bima terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat halus/bahasa istana, tingkat menengah yaitu bahasa sehari-hari, dan tingkat rendah/kasar.
Itulah sekilas mengenai Suku Sasambo, yaitu Suku Sasak, Suku Samawa, dan Suku Mbojo. Semoga informasi ini bermanfaat untuk para pembaca!